Sabtu, 22 Februari 2014

Jari Kelingking Mantan Anggota Yakuza Kini Terbuat dari Silikon


TRIBUNNEWS.COM - Pemotongan jari kelingking  , biasanya kiri, oleh anggota sindikat kejahatan Jepun biasa disebut yakuza bukan hal main-main. Tanggungjawab yang mendalam, misalnya kerana kesalahan berat yang dilakukan, harus memotong jari kelingking tersebut, sebagai tanda penyesalan. Apabila sudah terlalu jauh kesalahan biasanya jisatsu atau bunuh diri, kalau tak mau dibunuh atas perintah sang bos.

Anggota Yakuza   biasanya sukar kembali ke kehidupan normal, kerana masyarakat biasa langsung melihat jari kelingking yang putus, langsung mengetahui sebagai anggota Yakuza dan langsung menghindar, tak mau mendekati baik fisik maupun non-fisik (tak akan mau berteman). Apalagi dengan UU anti kejahatan Jepun (bouryokudan taisaku) yang baru diaktifkan Oktober tahun lalu, siapa yang ketahuan mendekat, dianggap menjadi teman, kehidupannya akan ikut susah. Kalau tatoo mungkin boleh disembunyikan dengan memakai baju dan celana tangan panjang. Tetapi jari kelingking yang putus, kecuali pakai saputangan, sukar disembunyikan.

"Dunia ini benar-benar saling berhadapan. Pekerjaan yang hilang sangat sulit diperoleh, apalagi kalau jari kelingking yang hilang. Itulah sebabnya saya membuat jari kelingking palsu pakai silikon," ungkap Yukako Fukushima (41) di Kita-ku, Osaka, seperti dikutip Yomiuri Shimbun, Rabu (7/10/2012).

Menurutnya, dia ingin sekali mendukung orang yang memang sudah kembali sedar, benar-benar ingin kembali ke pangkal jalan dan normal kembali, yang ingin merehabilitasi dirinya kembali.

Untuk itulah Fukushima  mencuba membuat jari kelingking silikon bagi orang-orang yang ingin rehabilitasi tersebut dan ternyata dia mendapat penghargaan dari kelompok yang ingin kembali ke masyarakat dengan baik-baik itu.
Selain kelingking dia juga mencuba membuat anggota badan dari tubuh, seperti mata, hidung, dan sebagainya dengan menggunakan silikon khusus yang rumit.

Menurutnya, ramai orang yang kehilangan bahagian tubuh, seperti kecelakaan atau sakit datang untuk mengunjungi nya guna membuat bahagian tubuhnya yang hilang atau rosak itu.

Sejak sekitar 20 tahun lalu Fukushima telah mulai menggeluti untuk membuat anggota badan palsu ini. Ketika masih muda itu, tambahnya, ada seseorang yang ingin dibantunya kerana kehilangan anggota tubuhnya tapi dia menolak. Meskipun demikian dia bersumpah untuk merehabilitasi dirinya demi isteri dan anak-anaknya nanti apabila lahir, akan hidup baik, tak akan mengulangi kesalahannya di masa lalu.

"Itulah sebabnya saya ingin sekali membantu orang seperti itu, tidak sedikit yang ingin kembali ke jalan yang benar, ke kehidupan yang baik."
Beberapa lalu, tambahnya, ada pula anggota yakuza yang mau menerima kelingking silikonnya. Tetapi saat menjelang mau menerima kelingking palsu tersebut, dia dibunuh oleh anggota yakuza yang lain.

Salah satu aturan di kelompok yakuza memang sekali masuk menjadi anggota tak boleh  lagi ke luar dari kelompok tersebut kecuali dengan melakukan bunuh diri.
Untuk itulah Fukushima sangat berharap agar pihak polis  boleh ikut membantu merealisasikan impiannya, bagi anggota Yakuza yang sedar mau kembali ke masyarakat boleh ikut dilindungi di bantu dan berkenan memperoleh kelingking palsunya sehingga secara psikologis dia kembali sempurna menjadi manusia biasa.

Sejak berkecimpung di bidang pembuatan kelingking silikon ini, menurutnya, sedikitnya 200 orang mantan kriminal telah menerima kelingkingnya kini kembali utuh.

Semakin ramai orang kini menghubunginya, setelah bekerja, mendengarkan kekhawatiran dari pekerjaan dan kehidupan masa depan mereka, "Mereka tidak boleh menemukan pekerjaan lagi, akhirnya masuk kelompok sindikat kejahatan lagi."

Tanggal 6 November lalu beberapa tinjauan karya Fuksushima sempat dipamerkan dan penyelenggaranya adalah pihak Polis Jepun  di wilayah Tennoji Osaka serta mendapat banyak sambutan positif dari para pengunjung. Pihak  polis  memberikan penghargaan kepada Fukushima atas jasanya tersebut. Demikian pula kepada 7 partisipan lain dan dua kelompok yang ikut dalam pameran tersebut.

"Keputusan memang di tangan masyarakat dan saya berharap kita dapat terus tanpa prasangka kepada beberapa orang. Kalau kita mulai dengan prasangka maka tidak akan ada   garis start bagi kita semua dan bahkan mungkin akan menyesali masa lalu ini di masa mendatang Mereka para mantan kriminal ini pun  ingin kembali ke masyaraat dan ingin  mendapatkan pengakuan lagi dari kita semua," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2011 antusias posting